Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Mei 2018
Selamat siang sobat jepret semuanya. Mohon maaf, karena saya mengalami "mati suri" beberapa hari belakangan. Entah karena apa.....Mungkin karena Dollar yang seperti balon, naik terus ga turun-turun, dan efeknya?...... Semua harga ikut-ikutan bertingkah seperti balon, terbang naik ke cakrawala, pelan tapi pasti, membumbung tinggi, dan semakin tinggi.
Hehehehe...itu bukan kalimat puitis.....Itu kalimat satir, cerminan dari kondisi keuangan sebagian besar rakyat Indonesia, yang "dompetnya" jadi ikutan morat-marit, cuma karena harga dollar yang amit-amit.
Sudahlah, daripada saya menggerutu tak jelas macam orang yang dirundung sakit gigi, ada baiknya kalau saya menulis artikel tentang hal-hal yang menyenangkan saya saja. Misalnya, artikel tentang fotografi. Nah, berikut ini adalah artikelnya, cekidot ya sob:
Sobat, apa sobat ada yang paham mengenai apa itu Street Photography?
Kalau tak paham, tak usah risau, karena memang aliran fotografi ini memang sangat mudah dicampuradukan dengan aliran fotografi yang lain.
Ada sebagian orang (termasuk saya) yang sangat sulit membedakan antara Street Photography dengan Human Interest. Bagi saya, keduanya adalah sama alias identik. sama-sama memotret obyek yang ada di jalan, dan obyeknya terutama adalah manusia.
Tetapi, ternyata anggapan saya itu salah, Street Photography itu berbeda dengan Human Interest! Sangat jauh berbeda dari filosofisnya.
Hehehehehe....nah, bingung kan? Supaya terang benderang, tentang definisi street fotografi, ada baiknya kalau disini, saya kutipkan penjabaran dari fotografer kelas "mastah", yang memang sangat mengerti tentang fotografi, demikian nih sob penuturannya :
Secara umum fotografi jalanan (street photography) adalah kegiatan pemotretan yang berfokus pada kehidupan manusia di jalanan atau ruang terbuka atau ruang publik, sehingga hasilnya adalah cerminan dari masyarakat.
Tak ada yang direkayasa atau disiapkan sebelumnya. Fotografer merekam kenyataan seperti apa adanya pada suatu saat, jadi bersifat spontan dan berdasarkan insting fotografer.
Ada pandangan yang bersikap ketat bahwa pengambilan foto harus dilakukan secara diam-diam (baca artikel saya tentang candid), dalam pengertian bahwa subyek yang difoto tak menyadari dirinya dipotret dan tak ada interaksi antara fotografer dengan subyeknya. Tapi, ada pula yang mengizinkan fotografer berinteraksi dengan subyeknya dengan mempertimbangkan soal privasi orang atau hal lain yang biasanya terkait dengan aturan atau hukum di suatu wilayah.
Nah, demikian sob, definisi singkat dari street photography, semoga dapat menambah wawasan kita semua ya sob.
Oh ya, supaya lebih dapat diserap definisi tadi, ada baiknya saya sertakan, beberapa hasil foto saya, yang "bernuansa" Street Photography dibawah ini, dinikmati ya sob!
Salam Jepret.
Pedagang Rujak Bebeg Situ Cipondoh, Tangerang |
Pedagang Minuman Ringan, Lapangan Fatahillah, Jakarta Kota |
Tukang Tahu Larangan, Ciledug |
Di Dalam Cafe Kemayoran, Jakarta |
Sukak dengan foto2nya...
BalasHapusTerima kasih mas atas apresiasinya. Ayo, kapan2 hunting bareng!
Hapus