Penjual Kerak Telor Human Interest Photography trisoenoe.com |
Beraban, Tabanan, Bali, Sabtu, 1 Februari 2025
(Ditulis di desa Beraban, Tabanan, Bali Selatan, ditulis di awal bulan Februari di tahun 2025, dan ternyata di Bali masih ditengah musim penghujan)
Fotografi mungkin merupakan seni yang sangat visual, tetapi seperti halnya kodrat pada seni yang lain, fotografi tidak hanya bicara tentang estetika, ini tentang menceritakan sebuah kisah melalui foto. Hal ini khususnya berlaku saat memotret orang sebagai subjek foto Sobat. Menangkap gambar dan perasaan emosional yang autentik dan “bertutur-kata” dalam sebuah foto adalah kunci untuk menciptakan foto yang indah dan benar-benar menarik yang berbicara kepada siapapun yang melihat foto Sobat pada tingkat yang lebih intim dan personal.
Ada banyak emosi berbeda yang dapat digambarkan dalam sebuah foto. Dalam beberapa foto yang saya jepret, saya berusaha untuk menonjolkan kegembiraan, kebahagiaan, kesedihan, keputusasaan, dan cinta. Namun, interpretasinya dapat berbeda-beda, tergantung pada yang melihat. Namun, tantangan dalam menangkap emosi adalah membuatnya tampak alami dan “hidup”.
Tips untuk Mengambil Gambar Emosional yang Alami
Gadis Menyeduh Kopi
Human Interest Photography
trisoenoe.com
1. Abadikan Subjek Sobat pada Atmosfer yang Akrab
Human Interest Photography
trisoenoe.com
Mengambil foto subjek di lokasi yang familiar bagi mereka akan membuat mereka merasa lebih nyaman dengan Sobat dan kamera Sobat. Sobat bahkan dapat memilih tempat yang memiliki makna khusus serta punya latar cerita bagi subjek. Ini dapat membantu memunculkan aura emosional yang kuat.
Selama pemotretan, mintalah subjek Sobat jepret untuk menunjukkan lokasi tertentu tersebut kepada Sobat. Baik itu rumah mereka, warung tempat mereka bertemu, atau tempat lain Dimana mereka punya kisah di sana, hal tersebut pastinya dapat menstimulus emosi. Dorong mereka untuk menceritakan kisah-kisah tentang momen spesial mereka. Minta mereka untuk menunjukkan objek atau tempat favorit mereka di lokasi tersebut. Berbicara tentang peristiwa yang bermakna dapat membantu subjek Sobat bersikap lebih alami dalam menunjukkan gestur yang apa adanya. Sementara itu, menyertakan elemen yang relevan dapat membantu menambahkan konteks pada komposisi.
Pengantin Bali
trisoenoe.com
2. Berikan arahan minimal dan jangan campur tangan
trisoenoe.com
Jangan mengarahkan alias mengatur-atur subjek yang Sobat jepret. Melakukan hal itu dapat mencegah Sobat menjadi emosional di depan kamera untuk difoto, karena mereka akan terlalu fokus untuk berpose yang mungkin atau mungkin akan membuat mereka menjadi canggung dan kaku. Bimbing mereka seminimal mungkin di mana harus meletakkan tangan mereka, cara memiringkan kepala mereka, dan banyak lagi. Jika Sobat benar-benar harus memberikan arahan untuk tujuan memanfaatkan cahaya yang tersedia atau lingkungan sekitar, pelajari cara berpose subjek Sobat dengan cara yang tidak akan membuat mereka merasa malu atau tidak nyaman.
Penting untuk diingat bahwa Sobat hanya boleh memberikan arahan yang halus di awal. Setelah subjek merasa lebih nyaman di depan kamera, biarkan mereka berinteraksi dengan bebas satu sama lain. Dan, jangan ikut campur. Jika memungkinkan, menjauhlah agar mereka merasa lebih nyaman. Tujuannya adalah membuat subjek lupa bahwa ada kamera di sana. Berusahalah untuk membuat diri Sobat tidak terlihat dan tidak mencolok sebisa mungkin.
Perhatikan bahwa cinta dapat terwujud di wajah dan melalui gerakan tangan, jadi cobalah untuk fokus atau sertakan wajah dan tangan saat memotret.
Bersambung ke bagian kedua dengan judul: “8 Tips untuk Menjebak Emosi Natural dalam Foto Sobat (Penjelasan dalam Lima Babak) – Tulisan Babak Pertama”, semoga Sobat dapat bahagia saat membacanya.