Termenung ! (Street Photography) trisoenoe.com |
Ciledug, Tangerang Kota, Banten, Kamis, 19 Agustus 2021
Bulan Agustus 2021, bulan ini memang benar-benar bulan yang mestinya jadi bulan berkah untuk kami. Kenapa berkah? Ya! Karena memang bulan ini banjir dengan tanggal merah alias hari libur. Untuk kami yang memang punya hobby jeprat-jepret, tentu saja bulan yang penuh tanggal merah ini bakal menjadi bulan “panen raya”. Ya, kami bisa berkelana ke segala penjuru angin untuk memuaskan dahaga akan potrat dan potret.
Tapi, itu tak terjadi di bulan ini. Bulan yang sekarang ini benar-benar beda!
Covid masih mencengkeram, dan enggan untuk pergi. Semua orang kena imbasnya, mulai dari ketakutan akan tertular, PSBB alias larangan keluar rumah kalau tak penting, dan yang sekarang ini sedang diterapkan di semua daerah; “PPKM”, dan entah nanti apalagi istilahnya. Judulnya sih sama, masyarakat dilarang keluar rumah kalau tak penting atau tak memiliki keperluan mendesak. Alhasil, semua usaha jadi kena getahnya, semua sendi ekonomi benar-benar terasa lumpuh, semua kegiatan ekonomi juga sedang sekarat, bahkan beberapa kegiatan ekonomi, benar-benar sudah gulung tikar alias wafat.
Semuanya berujung sama. Susah!
Termasuk kami. Enam orang yang punya hobby jeprat-jepret ini. Kami pun dengan sangat terpaksa harus melepaskan “senjata pusaka” alias kamera kami, untuk ditukar dengan beras, gula, kopi, dan sisanya, untuk bayar hutang. Sudah berbulan-bulan ini, kami tak ada pemasukan, dan saya pun, sudah empat bulan ini tak lagi punya pekerjaan.
Sedih? Itu sudah pasti!
Tapi, bukan karena tak ada uang yang bikin kami sedih. Kesedihan kami terutama karena kreatifitas kami jadi ikutan tandas! Kami tak lagi mampu memotret. Tak ada lagi kesukaan yang bisa bikin kami rehat sejenak dari carut-marutnya kondisi saat ini.
Dan sekarang, disinilah kami. Enam orang fotografer sedang duduk bersama, dan tanpa kamera! Kecuali saya, yang lain adalah fotografer-fotografer tulen. Maksudku, lima kawan lainnya itu tidak bekerja di manapun pada siang atau sore harinya kecuali hanya memotret. Seluruh waktu mereka khusus digunakan untuk berurusan dengan soal-soal yang menyangkut fotografi saja. Maka tidak susah membayangkan bagaimana kiranya kapasitas kantong kawan-kawanku ini. Dompet mereka yang masih bekerja pun pada saat ini sudah hancur lebur tidak keruan.
Jadi duduk-duduk sajalah kami tenang-tenang menghadapi sebuah meja dengan enam gelas kopi hitam di atasnya, di bawah teduhan pohon kersen yang terletak delapan setengah langkah dari tukang gorengan. Tidak ada yang bisa digigit-gigit, ketika itu. Alhasil, hanya suara seruputan kopi berselaput asap rokok tebal yang mengisi kekosongan. Dan terasa tak ada satu soal pun yang enak didengar atau dibicarakan. Gerimis juga turun terus. Kawan kawan semua lesu. Semakin lama suasana jadi semakin tak enak.
Artikel ini bersambung ya Sob, ke bagian kedua, dengan judul: "Hadiah Rp. 165.724.500? (Khayalan dan Obrolan Tak Jelas dari Enam Orang Fotografer yang Sudah Tak Punya Kamera) Episode Kedua"
Artikel ditulis oleh: Tuntas Trisunu
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar