(Coretan ini adalah sambungan alias lanjutan dari coretan saya sebelumnya, dengan judul; "Definisi Singkat Tentang Fotografi Jalanan? Dan apa saja pendekatan yang lumrah dipakai untuk menjadi fotografer jalanan? (Episode Pertama)". Silahkan menikmati ya Sob!)
Dalam artikel sebelumnya tentang pendekatan fotografi jalanan, yang sudah kita ulas adalah:
1. Mata
2. Kamera
3. Hak memotret
4. Gunakan akal sehat
5. Pemotretan yang aman
Maka, yang akan kita kulik kali ini adalah:
Street Photography
trisoenoe.com
6. Jangan terpaku pada potret hitam dan putih
trisoenoe.com
Foto hitam-putih adalah jenis yang populer, tapi beberapa fotografer juga dapat menghasilkan foto berwarna yang menarik. Sobat bisa pilih mana saja, tapi ada baiknya kalau Sobat mencoba keduanya, supaya bisa meresapi kelebihan dan kekurangan masing-masing.
7. Mode otomatis
Jangan ragu menggunakan mode otomatis pada kamera Sobat. Itu mempermudah dan mempercepat pemotretan. Bukan hanya pengaturan kamera yang membuat Sobat jadi fotografer yang jempolan, tapi hasil foto Sobat dan apa yang disampaikan oleh foto itu, yang jauh lebih penting.
8. Kamera digital
Sekarang sudah banyak tersedia kamera digital dalam beragam jenis dan harga. Salah satu kelebihan kamera ini adalah Sobat dapat langsung melihat hasil dari pemotretan, sehingga bisa langsung mencoba memotret lagi.
Walaupun, ada sebagian fotografer yang lebih memilih untuk tetap memotret dengan kamera analog, dengan beberapa alasan yang sifatnya lebih ke arah sentimentil dan idealisme.
Street Photography
trisoenoe.com
9. Jangan takut tampil beda
trisoenoe.com
Sudut pandang pemotretan penting agar foto Sobat tidak membosankan. Cobalah berbagai perspektif lain dalam memotret. Sobat bisa memotret dari sudut tinggi seperti burung atau rendah seperti katak, atau dari arah belakang seperti “stalker”, atau sambil lari seperti “copet”, dan lain sebagainya.
Street Photography
trisoenoe.com
10. Sudut pencahayaan
trisoenoe.com
Salah satu teori baku (konservatif dan sangat umum) dalam memotret adalah; jika Sobat ingin memotret wajah (foto potret), cahaya berada di belakang Sobat. Jika Sobat ingin memotret bentuk (siluet), maka sumber cahaya harus berada di depan Sobat. Tapi, lagi-lagi saya perlu tekankan, bahwa fotografi itu adalah seni, dan bukan eksakta. Jadi jangan pernah ragu untuk mencoba pendekatan apapun yang Sobat rasa cocok dan “sreg” di hati Sobat.
11. Foto beruntun
Sobat memang perlu mendapat foto pada momen yang tepat, tapi kadang kita tak tahu mana yang momen yang tepat itu. Cobalah membuat foto seri atau memotret secara beruntun dan memilihnya nanti. Hal ini tidak sulit sekarang karena sudah ada kamera digital: Sobat tinggal pilih foto terbaik di komputer dan menghapus yang tak perlu.
12. Usahakan jangan menggunakan Photoshop (kalau tak terpaksa !)
Banyak fotografer yang sangat mengandalkan Photoshop atau program penyunting gambar lain untuk menyunting fotonya. Fotografi jalanan tidak bertumpu pada model pendekatan seperti ini. Inilah yang membedakan antara street dengan aliran fotografi lainnya (fashion misalnya). Bahkan, pada beberapa kasus, banyak fotografer jalanan lebih memilih untuk menyajikan foto secara “apa adanya” tanpa melalui proses oprek kiri dan oprek kanan pakai program.
13. Foto itu bukan barang dagangan!
Tentu saja ada beberapa orang yang mendapat penghasilan dari menjual karya fotografi jalanan, tapi jenis fotografi ini adalah karya seni yang berbeda. Tak semua orang mau memajangnya di ruang tamu. Jadi, lupakan saja rencana Sobat untuk menjual foto-foto ini. Kebanyakan fotografer melakukannya untuk hobi, kepuasan batin atau membuatnya sebagai proyek karya seni.
Street Photography
trisoenoe.com
14. Biasakan untuk selalu memotret
trisoenoe.com
Salah satu "penyakit" paling mendasar yang sering menjangkiti calon-calon fotografer adalah: Bosan!
Iya Sob, kadang rasa bosan itu hinggap di hati kita, sehingga kita merasa malas untuk memotret. Dan kalau rasa bosa ini dibiarkan, lama-kelamaan, hasrat dan naluri kita untuk memotret akan lenyap menguap entah kemana.
Jangan dibiarkan berlarut-larut ya Sob! Apapun potret yang kita hasilkan, seburuk apapun hasil potret kita, jangan sampai itu menghentikan naluri jepret-menjepret Sobat.
Seperti kata pepatah; "Jangan pernah merasa malu dengan hasil potret Sobat. Kalau hasilnya buruk, lakukan lagi dan lagi. Dan kalau hasilnya tetap buruk, itu artinya Sobat punya alasan yang tepat untuk menjual kamera Sobat!"
Demikian coretan tentang definisi singkat dengan judul: "Definisi Singkat Tentang Fotografi Jalanan? Dan apa saja pendekatan yang lumrah dipakai untuk menjadi fotografer jalanan? (Episode Kedua)
Semoga Sobat-sobat terhibur.
Salam Jepret, dan tetap sehat selalu.
Artikel ini merupakan penulisan ulang dengan pendekatan saya sendiri (Tuntas Trisunu).
Artikel dalam bentuk asli merupakan tulisan dari KURNIAWAN, dan telah tayang di Tempo.co, Minggu, 25 Mei 2014 12:40 WIB
Silahkan lihat artikel aslinya disini (gaya.tempo.co - apa-itu-fotografi-jalanan)
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar