Secara umum dan sederhana, fotografi jalanan (street photography) adalah kegiatan pemotretan yang berfokus pada kehidupan manusia di jalanan atau ruang terbuka atau ruang publik, sehingga hasilnya adalah cerminan dari apa yang terjadi pada keseharian masyarakat secara nyata.
Syarat yang mutlak pada fotografi genre ini adalah: Tak ada yang direkayasa atau disiapkan sebelumnya! Fotografer merekam kenyataan seperti apa adanya pada suatu saat, jadi segala hal harus bersifat spontan dan berdasarkan insting dan intuisi si fotografer.
Ada juga fotografer yang mengambil satu pendekatan yang agak-agak “idealis”. Si fotografer berpandangan bahwa pengambilan foto harus dilakukan secara diam-diam (candid), dalam pengertian bahwa subyek yang difoto tak menyadari dirinya dipotret dan tak ada interaksi antara fotografer dengan subyeknya, demi menjaga obyektifitas adegan dalam frame.
(Baca juga artikel "FOTOGRAFI CANDID (FOTO DIAM-DIAM ALIAS FOTO SAMBIL NGUMPET BIAR GA KETAHUAN)")
Tapi, ada juga fotografer yang lebih memilih untuk berinteraksi dengan subyeknya, dengan mempertimbangkan soal privasi orang atau hal lain yang biasanya terkait dengan aturan atau hukum di suatu wilayah.
Tukang Rujak Tumbuk (Street Photography)
trisoenoe.com
Beberapa pendekatan untuk menjadi Fotografer Jalanan
trisoenoe.com
Ada sejumlah saran untuk menjadi fotografer jalanan yang baik. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Mata
Fotografer harus punya mata yang jeli untuk dapat mengenali dan mendapatkan objek dan momen yang menarik. Hal ini bisa dicapai dengan banyak latihan memotret.
2. Kamera
Fotografer yang baik haruslah memiliki kamera (ya iya lah!). Untuk keperluan street photography, sebaiknya kamera yang dimiliki adalah kamera yang kecil, ringan, mudah dibawa, dan cepat dioperasikan.
(baca juga artikel TIPS FOTOGRAFI - "KAMERA YANG TERBAIK ADALAH KAMERA YANG KAMU MILIKI !")
3. Hak memotret
Sudah banyak cerita dari para fotografer tentang pengalaman mereka menghadapi polisi atau orang yang punya otoritas keamanan di sebuah lokasi, tapi tak mengerti soal hukum, memaksa fotografer menghapus foto atau merampas kameranya. Bahkan, kadang mereka bersikap kasar hingga memukulnya.
Jadi, Sobat harus tahu betul hak Sobat dalam memotret di suatu tempat.
4. Gunakan akal sehat
Kalau Sobat tak tahu aturan di daerah tersebut, pertimbangkanlah untuk minta izin saja, daripada nanti Sobat kena masalah, bakalan repot kuadrat jadinya.
5. Pemotretan yang aman
Kalau Sobat masih ragu mengenai aman atau tidaknya memotret, maka pertimbangkan kondisi ini: memotret di sebuah acara yang terbuka untuk umum, tempat yang dipenuhi orang dan fotografer, tidak memotret wajah orang, memotret orang dari belakang/punggung, dan memotret dari jarak jauh (dengan lensa tele).
Tulisan ini bersambung ya Sob, ke episode kedua, dengan judul: "Definisi Singkat Tentang Fotografi Jalanan? Dan apa saja pendekatan yang lumrah dipakai untuk menjadi fotografer jalanan? (Episode Kedua)"
Artikel ditulis oleh: Tuntas Trisunu
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar