Seperti janji saya sebelumnya, ini adalah sambungan dari artikel yang saya tulis kemarin dengan judul:"(Unggah-Ungguh) Atawe Etika dalam Fotografi (Tulisan Episode Pertama)". So, silahkan dibaca ya Sob, semoga berkenan.
Kalau sebelumnya, kesalahan yang dibahas adalah "Gimana Seharusnya (fotografer dalam bersikap)?", maka kali ini yang akan dibahas adalah etika jeprat-jepret berupa mood dan komunikasi. Dan ini adalah penjabarannya:
Fotografi adalah media ekspresi diri seniman foto, tetapi juga media foto dokumenter. Yang umum terjadi adalah kesalahan identifikasi, orang awam yang menghadapi orang yang membawa kamera, lalu langsung menganggapnya sebagai fotografer kawakan. Padahal hasil karya dari dari kedua spesies ini bakalan beda seperti langit dan bumi.
(baca juga artikel "Fotografer itu bukan seniman??? (Tulisan bagian pertama)")
Meski waktu pemotretan, peralatan dan subjeknya bisa “plek” seratus persen, hasil yang didapat bisa beda, karena pendekatan dan perlakuan masing-masing terhadap subjek berbeda. Pendekatan dan perlakuan ini berbeda karena sikap fotografernya juga beda.
(baca juga artikel "Fotografer itu bukan seniman??? (Tulisan bagian kedua)")
Fotografer yang telah menyeleksi sikapnya akan menanggapi subjek fotonya dengan melakukan seleksi peralatan dan teknik yang berbeda dalam pemotretan. Seleksi sudut pandang, panjang lensa, kecepatan rana, penyinaran, zodiac, weton, hari baik, dan seabreg printilan ritual dan mantra lainnya. Sementara, yang bukan fotografer, akan langsung jeprat-jepret tanpa mempertimbangkan itu semua. Alhasil, walaupun yang difoto "mahluknya" sama, hasilnya akan terasa beda.
Berikut Beberapa Hal Yang Harus diperhatikan apabila kita akan melakukan pemotretan pada seorang model/mengambil sebuah gambar
Etika dalam fotografi:
Manusia selalu berhubungan dengan mood dan emosi. Jika seseorang tersebut memposisikan dirinya di pihak lain (model). Perlu kita tahu bahwa menjadi model itu ternyata super melelahkan. Pemotretan seringkali memakan waktu yang panjang, mulai dari persiapan, make up, wardrobe, assesories sampai ke proses pemotretan. Model harus mempertahankan pose dan ekspresi yang diinginkan fotografer untuk beberapa lama dan ini membutuhkan tenaga ekstra.
Kadang-kadang, jika pemotretan dilakukan diluar ruangan terik matahari juga gampang membuat model “babak-belur’ karena dehidrasi. Pada intinya, ciptakan suasana dan mood yang menyenangkan. Jika model Sobat sudah kelihatan capek, hentikan jeprat-jepret untuk sementara sampai si model mendapat tenaganya kembali. Jangan memaksakan diri, karena jika model Sobat kelelahan, mood akan hilang dan Sobat tidak akan mendapat ekspresi dan pose yang maksimal dari model Sobat.
Fungsi utama dari komunikasi verbal ini yaitu untuk mengarahkan model Sobat pada pose yang Sobat inginkan tanpa menggunakan sentuhan fisik. Kebanyakan model merasa sebel kalau fotografer menyentuh mereka. Gunakan bahasa yang halus dan tidak memerintah.
Kemampuan komunikasi ini juga berguna untuk menjaga mood model Sobat, membuat model merasa nyaman, dengan demikian dia bisa lebih leluasa untuk berekspresi dan mengeluarkan posenya dengan maksimal. Jangan lupa untuk memberikan pujian jika Sobat mendapat hasil jepretan yang ciamik, tapi jangan berlebihan.
Jika Sobat memotret human interest, misalnya saja Sobat bertemu dengan ibu pedagang sayur yang Sobat pikir bakalan mantab untuk dijepret, jangan sungkan-sungkan untuk mengajaknya bicara. Meskipun tema Sobat adalah candid, tidak berarti juga bertabiat layaknya maling, jepret-jepret terus kabur. Seyogyanya Sobat memperlakukan mereka sebagai model, bukan sebagai object foto semata. Bahkan, jika Sobat cukup berempati, Sobat akan mendapatkan foto yang lebih “bernyawa”… karena Sobat mengerti background dari manusia yang Sobat jadikan object Sobat.
Nyambung ya Sob, ke episode ketiga, dengan judul: "(Unggah-Ungguh) Atawe Etika dalam Fotografi (Tulisan Episode Ketiga)"
Artikel oleh: Tuntas Trisunu
#Fotografi #Fotografer #FG #Momod #kamera #Tips #Trik #Tips Fotografi #Trik Fotografi #Teknik Fotografi #Seni Fotografi #Aliran Fotografi #Genre Fotografi #Still Life Fotografi #Rule of third #Photo #Photography #Foto #BW #Model foto #Potret # Aliran fotografi #Bangunan bersejarah #Bangunan bersejarah di Jakarta Batavia #Food Photography #Foto hitam-putih #fotografer #Fotografi #Fotografi Abstrak #Fotografi Arsitektur #Fotografi Komersial #fotografi makanan #Fotografi Wajah #Gallery #Human Interest Photography #Jakarta #Jalan-jalan #Karya Foto #Sejarah Batavia #serba-serbi #Spot Fotografi #Street Photography #Teknik fotografi #Video Fotografi #Selfie #Toys Fotografi #Wedding Photography #Underwater Photography #Macro Photography #HUMAN INTEREST PHOTOGRAPHY #Lensa #Lensa Kamera #Kamera #DSLR #Mirrorless #Analog #Tripod #Kamera HP #Foto model #Komunitas fotografi #Sesi foto #Trik & Tips Fotografi #Aturan segitiga #Aturan segi empat #photoshop #Tallent #MUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar