(Nah, ini adalah episode terakhir dari edisi kali ini. Supaya sobat tidak kehilangan alur cerita secara keseluruhan, silahkan Sobat baca terlebih dahulu episode pertama dan episode kedua. Atau, kalau Sobat kira-kira punya waktu, ya baca aja mulai dari awal postingan dalam blog ini....hahahahaha)
Tiga Sahabat Kebayoran Lama, Jakarta trisoenoe.com |
Sobat juga harus hunting lebih dari beberapa kali. Alasannya? Hasil foto Sobat akan terpengaruh pada suasana hati.
Jangan lantas berdiam diri di rumah atawe di kosan ketika suasana hati pas lagi acak-acakan. berburu foto ketika marah, sedih, sakit gigi, lagi ga punya duit, maupun senang akan memberikan efek yang berbeda dari setiap foto yang diambil, perspektif akan semakin luas, warna foto yang sobat hasilkan juga akan lebih beragam dan lebih punya “nyawa”. frame foto yang dipilih akan mengikuti suasana hati dan kondisi dompet Sobat, sehingga portofolio tidak akan monoton dengan hasil yang sama di setiap fotonya.
Pedagang Mainan Tradisional Puri Beta, Ciledug, Tangerang trisoenoe.com |
Seperti halnya memancing, fotografi harus Sobat lakukan dengan perlahan dan sabar. Tenanglah, usaha Sobat pasti mendapat ganjaran yang setimpal, sesuai dengan amal dan perbuatan Sobat.
Belajarlah bersabar untuk mengunggu momen yang menarik, Sobat bukan fotografer jurnalis yang kebirit-birit karena dikejar oleh deadline atau harus dikejar setoran. Rasakan waktu berjalan perlahan dan perhatikan gerak-gerik dan perilaku orang sekitar yang terkadang akan membuat kita berdecak kagum. Amati setiap adegan yang sedang berlangsung di sekitarmu, lihat potensi, antisipasi hal terpenting untuk menentukan saat paling tepat untuk menekan shutter.
Seniman Lukis, Selasar Blok-M, Jakarta, sekitar 2016 trisoenoe.com |
Bagi para FG yang baru mencoba, terkadang timbul rasa was-was yang akan menghantui ketika melakukan fotografi jalanan.
Wajar, karena Sobat bakal memotret orang yang tidak dikenal, bahkan orang tersebut baru pertama kali Sobat temui. Lebih dari sekedar memotret di ruang publik, street photography menuntut perilaku “membumi” sang fotografer untuk bisa “mawujud” dalam keramaian suasana tanpa perlu merusak suasana. Kalau sudah "menyatu", silahkan deh Sobat memotret.
Jadi, tunggu apalagi? Cepat ambil kameramu sekarang juga dan segera "abadikan" setiap segmen kehidupan di jalanan sekitarmu, karena sesuatu yang telah lewat tidak akan bisa kita kembalikan, namun hanya bisa dirasakan melalui gambar yang terambil oleh kamera.
Nah Sobat, demikianlah artikel tiga episode tentang Cara Terbaik Mengexplore Bakat Fotografi Sobat yang Terpendam Selama Ini (street photography).
Jangan ragu untuk mencobanya ya Sob. Tetapi jangan lupa, sekarang masih pendemi, sekarang masih dalam kondisi yang serba susah karena dirundung Covid-19. Sobat tetap harus menerapkan 3M, yaitu Makan, Makan, dan Makan.
Salam jepret selalu!
Tetap sehat, tetap semangat, dan ingat pesan Ibu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar