Orang pintar minum tolak….eh…salah, maksud saya, orang pintar mampu belajar dari kesalahannya sendiri, tetapi orang yang bijak akan belajar dari kesalahan yang dibuat oleh orang lain. Kalimat dari orang pinter ini sengaja saya quote untuk pembuka artikel ini.
Kenapa?
Karena, sayapun sering melakukannya, maksudnya, dalam hal fotografi, saya sering buat kesalahan saat memotret, dan itu jadi bukti yang sangat jelas, kalau saya sebenarnya adalah fotografer sekelas pemulanya pemula. Jadi, tak salah kiranya kalau saya menuangkan pengalaman saya itu ke dalam artikel ini. So, siilahkan dibaca ya Sob!
Artikel kali ini akan mengupas tentang kesalahan-kesalahan yang jamak dan lumrah dilakukan oleh seorang fotografer pemula (seperti saya) dan ditambah dengan berbagai sumber dari teman-teman yang sering curhat ke saya tentang masalah-masalah di seputar jeprat dan jepret.
Bunga, Graha Bintaro
trisoenoe.com
Kesalahan pertama: Cepat Menyerah
trisoenoe.com
Boleh percaya, boleh tidak, banyak fotografer yang melakukan hal ini. Para fotografer pemula telah susah payah menabung demi membeli kamera yang bagus, telah mempelajari melalui berbagai metode tentang segala hal yang berbau porno…ups…maksudnya fotografi (bertapa kungkum, puasa mutih, tapa di kuburan, dsb), dan mereka juga sowan di tempat-tempat yang punya view bagus demi dapat hasil jepretan dengan harapan hasil jepretannya bakal ikutan bagus, tetapi setelah merasa cape, lapar atau bosan, maka kamera mahal tersebut akan terbengkalai.
Bunga, Serpong, Tang-Sel trisoenoe.com |
Mereka pada umumnya bahkan tidak pernah mengeksplorasi sebuah “obyek dalam frame” lebih dalam dan lebih intens lagi, dan menganggap foto hasil jepretan pertama yang mereka ambil adalah yang terbaik. Alhasil, begitu jepretan pertama ternyata hasilnya tidak bagus, mereka kontan langsung kecewa, dan emoh jeprat jepret lagi. Pengalaman membuktikan bahwa kebanyakan fotografer baru akan mendapatkan foto yang lebih ciamik lagi hanya dengan meluangkan waktu menemukan dan mencoba semua prespektif yang ditawarkan oleh sebuah obyek.
Bunga Kering, Bekasi
trisoenoe.com
Menggunakan Lensa Wide untuk Portrait
trisoenoe.com
Kamera DSLR pada umumnya berada pada Focal Length terpendek ketika disimpan didalam tas. Wide angle biasanya juga menjadi pengaturan default bagi kebanyakan fotografer, tetapi pada kenyataanya ketika digunakan pada foto Portrait akan menghasilkan distorsi yang pasti tidak Sobat inginkan, apalagi jika Sobat memotret terlalu dekat pada obyek.
(baca juga artikel tentang beda antara fotografi model dan portrait, disini)
Kombinasi Diagonal, Serpong trisoenoe.com |
Gunakan zoom-in dengan focal length terpanjang pada lensa Sobat, jangan sampai menciptakan “karikatur” hanya dikarenakan distorsi yang diakibatkan oleh focal length pendek (contoh 18mm). Focal Length panjang (telefoto) akan meratakan prespektif, membuat foto Portrait yang Sobat hasilkan menjadi lebih atraktif.
(Bersambung ke bagian 2; "Empat Kesalahan Yang Lumrah Dilakukan oleh Fotografer Pemula (Tulisan Bagian Kedua)")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar