Artikel ini masih ditulis dibawah bayang-bayang pendemi. Semua serba tidak pasti. Setiap orang hidup dalam kondisi “separuh” takut. Dan saya menulis ini, saat saya sedang menjalani...Isolasi Mandiri.
Benar Sob!..... Saya postif covid!
Covid-19!
Ya! Hampir semua orang hidup dibawah ketakutan. Takut akan terpapar, takut akan menulari orang, atau takut akan terpapar lagi.
Nah Sob, daripada kita hidup tapi terkungkung dalam ketakutan, ada baiknya kalau kita mulai bangkit dan “bersahabat” dengan rasa takut itu. Mulai nikmati saja ya Sob, mulai ikhlas menerima bahwa Covid-19 ini akan terus-menerus ada. Protokol Kesehatan tetap harus dijalankan ya Sob!
Sabar!
Berdoa!
Dan apapun yang akan terjadi nanti, terima dengan lapang dada. Kita hanya mampu mencegah, tapi Sang Pemilik Takdir pula yang akan menentukan.
Bunga di Atas Air trisoenoe.com |
Nah Sob, supaya pikiran kita tidak sumpek, ada baiknya kalau sobat saya ajak untuk bersenang-senang di fotografi. Ini nih Sob, ada artikel menarik, yang sepertinya cocok diterapkan di musim pendemi seperti ini. Namanya “Memotret Bunga”.
Foto bunga adalah salah satu proyek foto yang boleh dibilang termasuk foto yang cukup populer, , apalagi bagi pemilik kamera baru, foto bunga hukumnya wajib dicoba.
Kenapa harus bunga?
Yah, soalnya, bunga itu terbilang gampang untuk ditemui. Ga perlu jauh-jauh harus ke tempat yang spesifik dus nyempil. Apalagi sekarang, dimana tanaman lagi naik daun (walaupun ikan cupang juga naik daun ya!), tiba-tiba, banyak bermunculan tukang kembang. Nah, jadi gampang kan!
Tapi, walaupun gampang, tetap aja Sob, Sobat harus punya tips untuk diterapkan, agar jepretan Sobat nanti hasilnya tidak malu-maluin.
Sob, yuk kita bahas beberapa tips memotret bunga supaya hasil foto Sobat bisa layak untuk disebut….Foto!
Kalau Sobat tinggal di daerah yang subur dan di pegunungan atau pedesaan yang relatif banyak “habitat” tanaman bunga dimana-mana, maka Sobat cukup beruntung. Apesnya adalah, kalau ternyata Sobat tinggal di kota yang benar-benar “kota” alias padet bin sumpek. Untungnya, sekarang ini banyak bermunculan profesi yang namanya florist alias “tukang bunga”. Carilah tukang bunga terdekat dan beli! Memang jadi ada tambahan biaya tapi dijamin Sobat bisa memilih jenis dan kualitas bunga yang sesuai keinginan untuk dipotret.
Dan kalau mau irit, Sobat bisa aja keliling yang agak lama di tukang kembang itu. Belagak nawar atau nanya ini-itu sambil jepret sini-situ.
Alhasil, dengan modal yang minimalis, sobat bisa dapet jepretan yang “maksimalis” (asal, besok-besok jangan balik lagi ke tempat itu, bisa-bisa si abangnya ngenalin, terus Sobat disambit pake sendal gara-gara kebanyakan motret tapi ga beli!)
Pokoknya, jangan pernah takut untuk coba-coba bermacam-macam gaya! Karena kalau Sobat takut untuk coba-coba gaya, nanti hasil fotonya juga akan kelihatan biasa-biasa saja. Cobalah potret dari samping, atau malah dari bawah sekalian. Berbeda bukan? Cobalah bereksperimen dengan beragam sudut pemotretan, dan jangan takut mencoba!
Bunga yang basah atau berembun memiliki keistimewaan tersendiri bagi mata yang melihatnya. Untuk memotret bunga dalam kondisi basah, Sobat bisa menunggunya setelah hujan atau memotretnya pagi-pagi sekali setelah malam yang berembun. Jika dua kondisi ideal ini tidak terpenuhi, Sobat toh bisa mengakalinya sendiri. Gunakan semprotan dari jarak yang agak jauh dan kalau bisa aturlah agar butiran airnya selembut mungkin supaya tekstur air yang menempel di bunga lembut dan kelihatan alami.
Niatan Sobat memotret bunga adalah untuk menangkap keindahan mereka, untuk itu pastikan si bunga ini tetap menonjol keindahannya dan tidak dicemari background yang kurang seirama atau terlalu ramai. Lakukan segala upaya agar anda memperoleh background yang oke: ganti sudut pemotretan, singkirkan background yang mengganggu, pilih aperture besar supaya background jadi blur, atau lakukan pemrosesan menggunakan photoshop untuk membuat background terasa lebih ciamik.
Untuk memotret bunga secara close-up Sobat bisa melakukannya dengan cara: zoom lensa Sobat sampai maksimum, atau gunakanlah filter close-up (apa itu filter close up? Ga tau?, cari tau sendiri ya Sob….hehehehe), atau kalau Sobat punya kamera SLR maka Sobat bisa menggunakan lensa makro.
Memotret bunga secara close up membantu membuat background semakin blur dan juga meningkatkan detail yang tertangkap kamera sehingga hasilnya lebih menonjol.
6. Untuk foto super close-up lakukan di dalam ruangan
Foto bunga super close-up menggunakan lensa makro atau filter close-up seperti foto diatas, jika dilakukan di luar ruangan maka anda harus menghadapi beberapa tantangan, salah satu yang paling sulit adalah angin. Foto bunga super close-up memiliki jarak fokus yang sangat tipis, jadi begitu angin bertiup dan bunga bergerak sedikit saja sudah mengubah titik fokus. Untuk itu, usahakan bunganya kedalam ruangan supaya resiko tiupan angin hilang.
Selain itu, Sobat akan lebih mudah mengatur background (misalnya gunakan kertas atau kain yang warnanya sesuai keinginan Sobat) dan pencahayaan (misalnya gunakan cahaya dari jendela serta beberapa kertas manila sebagai reflektor). Gunakan manual fokus dan gunakan aperture sekecil-kecilnya (f/x; dimana x diset di angka yang terbesar misal f/22 atau f/16)
Nah, kalau yang ini sih tentative, alias boleh diterapkan atau tidak. Terserah Sobat! Kalau misalnya Sobat lebih suka apa adanya, ya silahkan, atau Sobat ingin buat foto Sobat jadi Hitam Putih, Ya silahkan juga.
Inilah hebatnya fotografi. Dia tidak pernah memaksa Sobat untuk menjadi apa yang dia mau, tapi dia akan memberikan kebebasan sebasar-besarnya kepada Sobat semua, tergantung apa kesukaan masing-masing.
Akhir kata, selamat memotret Sobat!
Salam Jepret selalu.
Artikel ini ditulis oleh saya sendiri (Tuntas Trisunu) dalam masa Isolasi Mandiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar