Portrait Photography trisoenoe.com |
Kemayoran, Jakarta, Kamis, 19 April 2018
Selamat pagi, siang, sore dan malam bagi sobat jepret semuanya. Apa kabar? Semoga, di pertengahan bulan April ini, suasana hati sobat jepret senua, tak se”kelam” suasana saldo atm sobat ya.
Oh ya, beberapa waktu yang lalu, saya pernah menulis tentang hilangnya “mood” atau hasrat untuk memotret dan menulis, dan hingga semalam, saya masih belum dapat jawaban yang pasti, tentang penyebab “terbang” nya hasrat tersebut….sampai saya membaca satu artikel, yang menurut saya, bisa menjawab pertanyaan saya di atas.
Street Photography trisoenoe.com |
Memang, tidak 100 persen bisa menjawab, namun artikel itu, terasa sangat mengena. Setelah saya renungkan dalam-dalam (ditemani secangkir kopi dan juga rokok), ternyata isinya pas dengan kondisi saya sekarang.
Aduh, jadi malu rasanya, selama ini saya telah mengambil sudut pandang yang salah, saya merasa, hilangnya hasrat tersebut lebih pada faktor eksternal…Hahahahahaha….Ternyata, saya sendiri yang menyebabkan hilangnya hasrat itu.
Nah…., biar sama-sama merasakan apa yang saya rasakan, ada baiknya, artikel itu, saya copaskan disini….(atau bisa lihat langsung di sini)
So, cekidot ya sob artikelnya (disadur dari http://www.saveseva.com-4 Penghalang Utama Seseorang Meningkatkan Kemampuan Memotretnya)
Merasa malas untuk belajar memotret? Stuck di dalam kondisi yang rasanya itu-itu saja? Berikut adalah beberapa hal yang seringkali menghalangi seseorang untuk meningkatkan kemampuannya dalam memotret !
Object Photography trisoenoe.com |
1. Saya tidak punya kamera atau lensa yang bagus
Sering saat kita melihat koleksi foto yang dimiliki oleh orang lain, biasanya hal pertama yang akan kita lihat adalah kamera atau lensa apa yang dia gunakan.
Jika ternyata lensa atau kameranya memang yang kelas pro atau harganya mahal mulailah kita berkata “Ah pantas saja fotonya bagus, lensa L sih’ atau “Kameranya seharga motor sih pantesan fotonya bagus".
Dengan berpendapat seperti itu bisa dipastikan kemampuan memotret kita takkan berkembang karena kita menanamkan pola pikir bahwa hanya kamera atau lensa bagus yang bisa menghasilkan foto bagus.
Satu-satunya kamera dan lensa terbaik yang bisa menghasilkan foto yang bagus adalah yang anda miliki saat ini! Bahkan sekalipun itu "hanya" sebuah smartphone atau kamera saku.
Teruslah memotret apapun kamera dan lensa yang anda punyai, seiring waktu pasti kualitas foto anda akan terus meningkat.
Street Photography trisoenoe.com |
2. Saya tak punya cukup waktu untuk memotret
Setiap orang di dunia ini memiliki jatah waktu yang sama 24 jam dalam sehari. waktu yang kita miliki sama dengan setiap fotografer terkenal di luar sana, sama dengan setiap pengusaha sukses di dunia.
Hanya yang membedakan kita dengan mereka adalah masalah prioritas dan manajemen waktu. Sesedikit apapun waktu yang kita punya, jika kita menaruh prioritas dalam fotografi atau setidaknya mengatur waktu dengan baik pasti kita bisa memiliki waktu untuk memotret sesuatu, apa saja untuk dipotret!
Sedikit tips untuk ini adalah bawa kamera anda kemanapun anda pergi, dengan begitu tak ada alasan untuk tak bisa memotret saat ada momen yang bagus melintas di depan anda.
Portrait Photography trisoenoe.com |
3. Saya tak punya stok foto yang bagus atau selama ini foto-foto saya jelek
Fotografer terkenal Ansel Adams meninggal dalam pemikiran bahwa dia belum menghasilkan karya yang cukup baik, standar bagus atau tidak sebuah foto sangatlah subjektif. Bagus menurut anda belum tentu menurut orang lain demikian pula sebaliknya.
Fotografi adalah sebuah perjalanan hidup, sebuah proses yang senantiasa berjalan dari waktu ke waktu.Anda tinggal menikmati prosesnya di setiap saat dengan terus memotret serta tanpa ragu memamerkan foto anda kepada orang lain.
Fotografi Abstrak trisoenoe.com |
4. Tidak ada yang bisa saya potret
Oke ini merupakan alasan yang sangat klasik serta ‘naif’, terkecuali anda seekor semut kecil yang tak bisa menekan shutter kamera pasti anda tetap bisa menemukan sesuatu untuk dipotret.
Apa saja…!
Mulailah dengan memotret rekan kerja anda (oh biasanya mereka paling bergairah jika mau dipotret), memotret situasi perjalanan anda setiap hari ke kantor, memotret tempat wisata, memotret kendaraan anda, apa saja….
Dengan begitu tak akan ada batasan yang mengekang kreativitas anda dalam seni fotografi.Pelajari juga dasar-dasar fotografi serta komposisi-komposisi yang biasanya diperlukan, agar supaya anda bisa membuat sebuah objek yang dilihat orang tampak biasa menjadi begitu indah dan dramatis jika anda yang memotretnya.
Jadi jika sekarang anda melihat foto orang lain yang tampak begitu bagus dan dramatis, silakan pelajari komposisinya dan tekniknya jangan dilihat gear apa yang dia punya. Peralatan memang begitu menunjang dalam fotografi, tetapi skil dan kemampuan meski dalam kondisi yang terbatas malah akan membawa anda melihat yang jauh lebih indah dan menarik dari yang biasa-biasa saja.
Tulisan ini terinspirasi dari artikel seorang fotografer asal Kanada, Ryan Cooper yang dimuat di situs Fstopper
Portrait Photography trisoenoe.com |
Nah, demikian sob artikelnya, sengaja saya copaskan secara utuh, selain untuk menghargai si penulis artikel, juga supaya tidak ada bias dalam hal menterjemahkan tulisan dalam artikel itu.
Sedikit tambahan, saya pernah ditegur oleh seorang fografer “kelas berat” alias kawakan, tentang kamera/lensa yang saya gunakan. Waktu saya bilang, hasil foto saya kurang bagus, karena kamera saya termasuk yang murah, si FG kawakan itu ketawa ngakak…sambil bicara…”Kamera itu hanya mewakili si FG…bagus tidaknya suatu foto…itu 99% tergantung si FG, bukan tergantung mahal atau tidaknya suatu kamera…."
Begitulah sobat…terkadang, kita (maksudnya adalah “saya”) tidak memperoleh kemajuan dalam memotret, bukan disebabkan oleh hal yang prinsipil, atau factor eksternal, tetapi, lebih disebabkan oleh diri kita sendiri.
Baiklah sob, semangat…….anggaplah ini awal yang baru, ada milyaran obyek foto yang super bagus di luar sana….yuk kita poto!!!!!
Object Photography trisoenoe.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar